KBRN, Jakarta: Tidak meratanya pembangunan termasuk pembangunan ekonomi di Indonesia menyebabkan kesenjangan ekonomi antara masyarakat kota dengan desa menganga lebar. Tak pelak, kondisi tersebut, menjadikan kota-kota besar tetap menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat daerah untuk mengais rezeki, kendati tidak memiliki kemampuan sehingga menimbulkan masalah baru bagi kota-kota besar seperti pengangguran, kemiskinan dan kriminalitas.
Fajar Mardiansyah Mahasiwa Prancis S3 dibidang Planologi dalam perbincangan bersama Pro 3 mengatakan, Indonesia memiliki modal besar untuk maju yakni kekayaan alam dan sumber daya manusia yang besar. Namun hal tersebut tidak dapat dimanfaatkan dengan baik.
Selain itu, menurutnya tidak meratanya pendidikan di Indonesia mengakibatkan kualitas masayarakat Indonesia tertinggal dibandingan dengan negara lain. Padahal pendidikan merupakan faktor utama dalam membangun karakter bangsa dan faktor untuk dalam mengerakkan perekonomi suatu bangsa.
“Yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kualitas pendidikan, tidak hanya dikota-kota besar tetapi dikota kecil, tidak hanya di kota kecil di Jawa tetapi diluar Jawa. Apabila pendidikan dapat dilakukan, saya berkeyakinan tidak hanya kuantitas besar melainkan berkualitas,”kata Fajar Mardiansyah, Minggu (1/1). Dirinya mencontohkan bagaimana kota-kota kecil di Belanda, namun memiliki kesejahteraan tinggi dengan pendidikan yang berkualitas.
“Groningen merupakan kota kecil di Belanda dan hanya berpenduduk 200 ribu jiwa. Namun sejahtera dan memiliki universitas besar dan berkualitas seperti Universitas Kerajaan Groningen,”terang Fajar.
Selain itu, penyebab desa-desa menjadi kantong kemiskinan karena orientasi pembangunan desa yang keliru. Pembangunan desa dengan desentralisasi Industri, namun tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar.
“Kita kurang strategi pembangunan. Di desa dengan pembangunan industrilisasi dengan mendatangkan dari luar. Maksudnya tidak terkait dengan kebutuhan masyarakat setempat. Akibatnya masyarakat tidak sejahtera dan hanya diekspolitasi,”tambah Fajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar